HIDAYAH MILIK ALLOH SEMATA #4
KISAH NABI NUH 'ALAIHISSALAM

Inilah Nabiyulloh Nuh 'alaihissalam yang senantiasa mengajak anaknya untuk ikut bersamanya :
" Wahai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang yang kafir." (QS. Hud : 42)

Penjelasan :
1. Hendaknya sebagai orang tua selalu bergantung kepada Alloh dan membutuhkan karunia dari Alloh agar dimudahkan untuk menjadi orang tua yang baik, sehingga sebagai orang tua bisa senantiasa mengajak anaknya untuk ikut bersamanya, yakni bersama-sama dalam kebaikan.
2. Orang tua yang baik tidak mungkin menjerumuskan anaknya. Dan yang dimaksud orang tua yang baik adalah baik menurut Alloh dan Rosul-Nya.
3. Nabi Nuh melarang agar anaknya tidak bersama orang-orang kafir. Maknanya di sini, sebagai orang tua harus mengetahui rambu-rambu tentang kekafiran yang karenanya, manusia bisa menghindarinya. Di sini juga menunjukkan, pergaulan, pertemanan, persahabatan tidaklah asal, namun harus pilih-pilih. Orang beriman akan memilih teman yang baik agamanya.
********************************

Akan tetapi Alloh Subhanahu wa ta'ala sama sekali tidak berkehendak untuk memberikan petunjuk (hidayah) kepada anak Nabi Nuh, lalu anak tersebut berkata :
"Anaknya menjawab : "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah ... "(QS. Hud : 43)

Penjelasan :
1. Alloh dengan segala pengetahuan dan hikmah-Nya, sama sekali tidak menghendaki hidayah untuk anaknya Nabi Nuh. 
2. Meski anak Nabi, tidak ada jaminan bahwa mereka semua akan menjadi anak baik, apalagi anak dari selain Nabi. Ini menandakan, kebaikan itu murni dari Alloh dan bukan dari tangan manusia. Bukan jaminan pula, jika orang tuanya sholeh, maka otomatis anaknya sholeh.
3. Adalah sebuah keburukan disaat ada manusia yang mengajak kepada perlindungan Alloh, sedang mereka memilih berlindung kepada selain Alloh.
4. Dan tidaklah manusia, jika mereka mencari perlindungan kepada selain Alloh, maka bisa dipastikan mereka adalah orang bodoh dan hanya mengikuti prasangka rusaknya belaka.
********************************

Lalu sang ayah berkata :
".... Nuh berkata : "Tidak ada yang melindungi dari siksa Alloh pada hari itu, selain Alloh Yang Maha Penyayang." Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka dia (anak itu) termasuk orang-orang yang ditenggelamkan." (QS. Hud : 43)

Penjelasan :
1. Hendaknya kita tetap mengingatkan bahwa pelindung yang terbaik adalah Alloh semata.
2. Maka, sunnatulloh-pun tetap berjalan, mereka (yakni mereka yang tidak taat kepada Alloh dan Rosul-Nya) akan mendapat sesuai dengan apa yang mereka usahakan.
********************************

Pada saat itu nampaklah rasa kasih sayang Nabi Nuh kepada anaknya. Beliau mengadu kepada Robb-nya :
" Wahai Robb-ku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil." (QS. Hud : 45)

Penjelasan :
1. Naluri seorang orang tua sebagai manusia biasa tetap ada, yaitu ada rasa kasihan kepada anaknya, meski mereka telah durhaka.
2. Naluri itupun mengantarkan kepada perbuatan yang dilarang oleh Alloh, yang menyalahi syariat Alloh.
********************************

Lalu Alloh memberikan peringatan atas perbuatan beliau dalam firman-Nya :
" Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), perbuatannya sungguh tidak baik. Sebab itu, jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikat)nya. Aku menasehatimu agar engkau tidak termasuk orang yang bodoh." (QS. Hud : 46)

Penjelasan :
1. Dasar kasih sayang dari orang tua saja tidak cukup, jika hal tersebut melanggar perintah Alloh.
2. Maka, Nabi Nuh, sebagai orang tua yang sayang sama anaknya-pun, mendapat teguran dari Alloh.
3. Berhati-hatilah sebagai orang tua, jangan atas dasar kasih sayang, namun kasih sayang itu menjadikan kita sebagai orang tua melanggar larangan-Nya.
4. Boleh jadi orang tua berjuang keras untuk kebaikan anaknya, namun anaknya tetap bukan termasuk anak yang baik, maka janganlah kita menyalahkan orangtuanya, karena hidayah di tangan Alloh.
********************************

Akhirnya Nabi Nuh pun memohon maaf kepada Alloh atas apa yang telah ia lakukan, dengan mengungkapkan :
" Wahai Robb-ku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi." (QS. Hud : 47)

Penjelasan :
1. Orang tuapun butuh bertaubat. Bertaubat dari segala perbuatannya, yang boleh jadi dia (yakni orangtua) menganggap yang dilakukannya itu baik, namun buruk menurut Alloh.
2. Hendaknya kita sebagai orangtua, tetap berjuang taat kepada Alloh, janganlah kasih sayang kita kepada anak mengalahkan ketaatan kita kepada Alloh. Janganlah cinta buta.

Semoga Alloh menjadikan kita semua, orang tua yang baik, yang amanah, yang dengannya Alloh memasukkan kita ke surga-Nya. Aamiin.





Yang menulis : Denny Setiawan
Tanggal : 15 Shofar 1444 H / 12 September 2022 M
Sumber : Fiqih Tarbiyyah al Abna` wa Thoifatun min Nashoihi al Athibba`, karya Syaikh Mustofa Al Adawi. Penerbit : Dar ibnu Rojab.
Edisi terjemah Indonesia, berjudul Anakku! Sudah tepatkah pendidikannya. Penerbit Tim Pustaka Ibnu Katsir halaman 14 - 16